Friday, December 2, 2011

Ada sebuah uneg-uneg atau pemikiran yang mengganjal dalam benak Dewi yang harus Dewi tuangkan atopun yang harus Dewi postingkan. Entah mau dibaca ampe' setengah ato ngga sama sekali, it'z ok! Dewi ngga menuntut banyak ! Ini hanyalah sebuah opini Dewi, mau diterima ato dibuangpun juga ta' apa.. Sukasuka pembaca untuk diapain. Dewi terinspirasi akan suatu hal yang menyangkut tentang masa-masa kecil Dwi, saat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ato bahasa purbakalanya adalah nomaden ;p hehehe... Kembalinya inagtan Dewi tentang masa jecil (..emang abis amnesia getoo?? =p ) diingatkan oleh seorang anak SD yang bernama Dwi. Lebih tepatnya dia adalah anak tetangga sebelah kiri dari rumah Dewi. Saat itu Dewi sedang nemenin kepona'an yang mau inta main disekumpulan anak kecil yang pada saat itu mereka sedang asyik bermain di depan rumah. Ada Dwi disana. Dia menjadi pusat perhatian anak yang lain. Dwi begitu sibuk banget denagn mainannya. Seolah-olah ta' menghiraukan anak-anak yang lain yang pad saat itu seang mengamatinya. Dwi bermain masak-mask an, dimana dia seolah-olah menjadi sorang Ibu dalam lingkungan keluarga. Ada sebuah pernyataan darinya yang sangat bikin sempat Dewi terharu.. Dwi said, '' ..Sek ta laah, aqu jeg masak. Jange wong wedog iku penggawe ane iku masak ! '' Artinya : “ Tunggu sebentar, saya masih masak. Ke depannya kaum hawa itu pekerjaannya masak ! “ Mendenagr pernyataan darinya tersebut. Dewi mulai nerenung ke masa anak-anak. Dulu, Dewi pernah bermain seperti dirinya dirumah kontrakan Dewi dengan teman-teman kecil dari tetangga Dewi. Yang hawa, bernaib masak-masakan, boneka-boneka;an, bongkar pasang, menjahit baju boneja dsb. Sedangkan yang Adam, berperan sebagai tokoh Ayah saat mereka bermain bersama teman-teman hawa lainnya. Bekerja, cari duit, Berangkat ke kantor, Pura-pura baca Koran, pura-pura menyetir mobil, bikin gubug kecil dsb :’D Anehnya, Ayah dan Ibu mereka ngga pernah mengajari meeka untuk bermain sesuai peran dalam menanggung sebuah tanggung jawab yang akan mereka terima di kemudian nanti. Hal itu terjadi secara refleks begitu ajah. Apa ini naluri srbuah kodrat masing-masing?? Yang setiap masing-masing, baik hawa maupun adam akan menjalani sebuah kehidupan dalam kedepannya. Sunnguh ! sebenarnya mereka telah seni kehidupan dari kecil